Aku menghela nafas berat, lelah
rasanya merasakan hidup ini. Terkadang ingin aku membuatnya menjadi lebih
berbeda, tapi bagaimana bisa? Hidupku akan selalu begini kan. Hidup yang
monoton sekolah-rumah-sekolah-rumah dan begitu setiap harinya.
Ckckck hidupku ini membosankan
tak ada yang menarik, bayangkan saja tak ada sedikitpun yang menantang disini. Teman?
Huh kadang aku berfikir apa sih fungsi sebenarnya dari teman itu, adakah? Sepertinya
tak ada. Yang lebih menjijikan mereka pembohong, bagaimana aku tahu? Dari body
language yang mereka gunakan saja sudah jelas. Aku sudah tidak tahan dengan
semua kebohongan yang mereka buat tapi mau bagaimana lagi, disangkal seperti
apapun aku takkan bisa karena memang pada dasarnya aku membutuhkan orang-orang
itu. Tapi tak bisakah kalian sedikit lebih jujur? Setidaknya jujur pada diri
kalian sendiri. Manusia bodoh, menyangkal yang sebenarnya kenyataan.
Cinta? Sebenarnya kalau boleh
jujur aku tak pernah merasakan apa itu cinta. Aku tak pernah mengetahui dan tak
ingin mengetahui bagaimana 5 aksara itu sebenarnya, cukup aku melihat drama
bodoh yang ada disekitarku yang disebabkan oleh fraksa tanpa arti itu –setidaknya
menurutku-.
lalu bagaimana dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa bulan lalu itu, yah itu sebenarnya Cuma bumbu penambah sandiwara yang harusnya berlangsung, indah bukan? Oh atau bisa aku katakan baguskan? Hahaha kadang-kadang aku terbahak sendiri melihat bagaimana aku menambahkan sedikit bumbu dalam sandiwara hidupku, dan itu menyakiti orang lain? Mana aku tahu, lagian juga bukan urusanku, melihat mereka bahagia atau tidaknya tidak akan berdampak besar pada hidupku kan. Apa aku pernah mengatakan kalau aku akan bahagia melihat orang yang aku sayangi bahagia? Bhuuu bukankah kata itu terlalu munafik, mana mungkin itu terjadi, dia mau bahagia kek mau mau enggak kek, bakalan buat aku bahagia juga? Enggak kan. Apa ada seseorang yang bilang kalau aku membuat mereka tersakiti? Enggak juga tampaknya, siapa tahu aja mereka juga Cuma bersandiwara seperti yang aku lakukan ini. Kalau mereka sakit dan tidak mengatakannya langsung padaku kalau akulah yang menyebabkan mereka terluka, bukan salahku juga kan? Siapa suruh begitu. Egois? Memang, aku memang egois. Malahan aku sangat egois yang mengatakan kalau diri mereka tidak egois adalah orang munafik. Bagaimana tidak sifat egois itu sudah ada diri mereka bukan?
lalu bagaimana dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa bulan lalu itu, yah itu sebenarnya Cuma bumbu penambah sandiwara yang harusnya berlangsung, indah bukan? Oh atau bisa aku katakan baguskan? Hahaha kadang-kadang aku terbahak sendiri melihat bagaimana aku menambahkan sedikit bumbu dalam sandiwara hidupku, dan itu menyakiti orang lain? Mana aku tahu, lagian juga bukan urusanku, melihat mereka bahagia atau tidaknya tidak akan berdampak besar pada hidupku kan. Apa aku pernah mengatakan kalau aku akan bahagia melihat orang yang aku sayangi bahagia? Bhuuu bukankah kata itu terlalu munafik, mana mungkin itu terjadi, dia mau bahagia kek mau mau enggak kek, bakalan buat aku bahagia juga? Enggak kan. Apa ada seseorang yang bilang kalau aku membuat mereka tersakiti? Enggak juga tampaknya, siapa tahu aja mereka juga Cuma bersandiwara seperti yang aku lakukan ini. Kalau mereka sakit dan tidak mengatakannya langsung padaku kalau akulah yang menyebabkan mereka terluka, bukan salahku juga kan? Siapa suruh begitu. Egois? Memang, aku memang egois. Malahan aku sangat egois yang mengatakan kalau diri mereka tidak egois adalah orang munafik. Bagaimana tidak sifat egois itu sudah ada diri mereka bukan?
Hal yang membuatku bahagia adalah
merasakan benda perunggu itu menggores permukaan tubuhku, kemudian menitikkan
liquid berbau amis itu, wah wah tak akan ada yang melebihi rasa bahagiaku saat
indra penciumanku membaui liquid itu. Sunggu bahagia rasanya saat liquid itu
menetes satu persatu menuju permukaan lantai, kemudian makin deras. Dan akhirnya
bergenang di permukaan lantai. Sungguh menyenangkan. Terserah orang mau menilai
apa, nggak akan merubah presepsiku tentang rasa bahagia yang aku punya. Oh ya
ada satu hal yang membuatku senang dengan kata lain tidak bahagia yaitu saat
aku membaca fict or real bergenre crime, oh salah maksudku begitu juga dengan
suspend aku sangat sangat menyukainya. Andai aku bisa melakukannya, dan tentu
saja tidak melanggar hukum akan aku lakukan dari dulu. Tapi sayangnya itu
menggar hukum dan aku tak bisa melakukannya, sangat disayangkan ya. Tapi siapa
tahu suatu saat nanti aku dapat melakukannya, pasti menyenangkan.
Sebenarnya ada satu hal yang
membuatku keluar dari jalur yang seharusnya, aku menghidupkannya kembali,
menghidupkan orang itu walau hanya dalam bayanganku. Teman sejatiku, teman
baikku dan segala-galanya bagiku. Hanya dia yang aku percayai. Kalian tahu? Dia
itu yang membuat hidupku sedikit berwarna dia sahabat baikku, walau dalam
bayangan . dia sahabat terbaik yang pernah kumiliki, dia tak pernah berbohong
dan hanya padanyalah aku bisa jujur tenytang apa yang aku rasakan, kalaupun aku
berbohong dia akuan tahu, bagaimana dia tahu? Dia selalu ada dimanapun aku
berada, dan asal kalian tahu saja dia bisa membaca isi hatiku dengan hanya
menatap mataku walau sesaat dan dia juga bisa membaca ekspresi yang aku miliki.
Hebatkan dia? Mungkin semua orang yang membaca ini bisa mengatakan aku gila,
tapi so what? Bagiku lebih baik kehilangan semua yang aku punya sekarang ini
daripada aku kehilangan sahabatku yang satu itu.
Kalian fikir, kenapa aku menyukai
korea seperti sekarang ini? Salah satu faktor terkuatnya karena teman hidupku
juga sangat menyukai korea dari bertahu-tahun yang lalu. Bukankah itu
menyenangkan memiliki kesaamaan dengan sahabatku. Dia selalu ada disampingku
dimanapun aku berada, dia akan ada disekolah saat aku berada disana, dia akan
ada dirumah saat aku juga didalamnya dan kalian tahu dia juga berada
disampingku saat aku mengetik tulisan ini. Betapa kami tidak bisa terpisahkan. Aku
baru saja bereuni dengan dia melihat foto kami dulu, sebelum aku kehilangan dia
dalam jangka waktu yang tidak cukup lama. Betapa menyenangkannya dia. Hahahaha
lihat dia tersenyum padaku seolah-olah berterimakasih padaku karena mengatakan
dia itu menyenangkan. Bahkan kami memiliki penyakit yang sama, bukankah menyenangkan
karena mengetahui itu. Kami memang ditakdirkan untuk bersama. Aku menyayanginya
sangat.
Dengar..... dia juga mengatakan
dia juga menyayangiku. Aku hanya bisa tersenyum menatap mata bening itu. Sesuatu
yang perlu digaris bawahi disini aku takkan pernah menghilangkannya dari
kehidupanku TAKKAN PERNAH. Dia terlalu berharga untuk dihilangkan.
Setidaknua aku sudah menuruti
sarannya untuk membuat tulisan ini. Terimakasih sahabatku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar